Rabu, 01 Agustus 2012

FF My Sadness Life


Annyeong Haseyoo....kali ini saia membawa FF baru (padahal yang lama belum kelar) #plakkk. FF ini saia adopsi dari kisah nyata. Tentu saja dengan sedikit perubahan karakter dan sedikit dibumbui (?). FF angst pertama saia. Happy reading....

MY SADNESS LIFE
Chapter 1 : Me and my hyung

Cast     : Kim Jaejoong
              Kim Heechul
              (masih banyak yang akan menyusul)
Genre  : Angst, family, Hurt
Rated  : T
           
Senja diufuk barat bagai sirine, mengingatkan kala hari beranjak gelap. Seakan mengatakan pada semua makhluk bumi untuk berhenti beraktifitas. Tak terkecuali seorang namja cantik yang kini duduk termenung di kamarnya. Entah berapa lama ia melakukan hal itu. TERMENUNG. Yah...termenung sambil sesekali menyeka lelehan bening yang berusaha keluar dari tempat persembunyiannya.

Hey, ia menangis. Seorang namja menangis? Salahkah? Tak bolehkah seorang namja menangis? Namja juga seorang manusia bukan? Apa salahnya kalau ia menangis? Ia juga bisa merasakan sakit sama seperti yeoja. Ah...kalian pasti ingin mengenal sosok namja cantik itu bukan??? Mari kita kenal lebih dalam sosok cantik namun bagai bunga layu tersebut.

Ia adalah Jaejoong, Kim Jaejoong tepatnya. Usianya baru menginjak 21 tahun. Mahasiswa sebuah universitas ternama, ShinKi University. Ia adalah seorang namja yang tampan namun sekaligus cantik. Tuhan telah menganugerahinya kulit pucat yang bersih tanpa noda, bibir cherry yang mengundang selera, dan mata doe yang sangat indah. Oh, jangan lupakan senyum manisnya yang bisa membuat yeoja atau namja bertekuk lutut melihatnya.

Namun, dibalik sosok cantik nan menawan itu tersimpan sebuah luka. Ah, ani. Tersimpan banyak luka. Bukan luka fisik akan tetapi luka kasat mata yang tak bisa dilihat, namun bisa dirasakan. Dan hanya dirasakan oleh Jaejoong.

Flashback

Tampak sebuah rumah yang sangat sederhana, terbuat dari kayu yang sudah keropos dimakan usia.
“Hyung...hyung...main yuuk!!!” ucap seorang namja kecil berusia 8 tahun.
“Main?? Ehm...boleh. Hyung akan mengajakmu bermain bersama teman-teman hyung asal kau mau mengambil makanan yang tadi dibeli appa” ucap namja cantik namun sedikit menyeramkan.
“Ne, Joongie akan ambilkan untuk Chullie hyung. Tunggu Joongie, ne” namja kecil itu berlari dan masuk ke dalam rumah.

“Ya..Heechul hyung, apa kau serius mengajak adikmu itu bermain bersama kita?” Tanya namja berbadan kekar yang tengah mengunyah lidi (?)
 “Iya hyung, apa tidak merepotkan?” Kali ini namja berambut coklat yang lumayan cantik ikut protes dengan ulah teman sekelasnya itu.

“Kalian pikir aku apa? Baby sitter? Cih, adik??? Sampai matipun dia bukan adikku” Namja bernama Heechul, lebih tepatnya Kim Heechul itu menyeringai sambil menatap tajam teman-temannya.
“Bagaimanapun juga dia tetap adikmu hyung. Benarkan Kangin-ah?”
“Yang dikatakan Teuki itu benar hyung, meskipun kalian tidak satu ayah tapi kalian sekandung” Namja kekar bernama Kangin itu mencoba menasehati Heechul. Namun, agaknya itu sia-sia saja. Terlihat dari urat-urat yang mulai muncul di dahi dan tangannya. Pertanda buruk.

“MWO?? KALIAN BICARA APA, HAH? SEJAK DIA MUNCUL, SEMUANYA BERUBAH. EOMMA LEBIH SAYANG DAN PERHATIAN DENGAN APPA DAN MAKHLUK KECIL MENJIJIKKAN ITU.” Nafas Heechul memburu. Beruntunglah tidak ada benda di sekitarnya. Jika ada, bisa dipastikan semuanya akan hancur.

“Hyung....” Tiba-tiba sebuah suara ceria menginterupsi
“Hmm...mana makanannya?” Tanya Heechul sarkastik
“Ini (menyerahkan bungkusan makanan)...kita main yach” Ucap Jaejoong dengan mata berbinar-binar.
Heechul berpikir sejenak.” Ah, Joongie ini sudah siang. Bukankah Joongie harus tidur siang? Sana...” Heechul menyeret Kangin dan Leetheuk pergi meninggalkan Jaejoong. Jaejoong hanya berdiri mematung tanpa sempat berkata-kata. Akhirnya ia memilih bermain sendiri di dalam rumah, dengan perasaan sedih tentunya.

3 tahun kemudian

“Eomma belikan Joongie baju baru ne. Joongie tidak punya baju baru untuk natal bulan depan” Jaejoong merajuk
“Joongie chagy sabar ya, uang ini untuk membelikan Heechul hyung baju dulu. Joongie kan masih kecil. Nanti kalau appa punya uang, Joongie pasti eomma belikan baju.” Mrs. Kim berusaha untuk menguatkan sang anak. Wanita berumur tiga puluan itu sangat memahami tabiat anak sulungnya. Jika ia tidak didahulukan, maka dapat dipastikan ia akan ngambek dan tak mau bicara.
“Tapi teman-teman Joongie sudah punya baju baru eomma.” Jaejoong kembali merajuk manja.

Oh...Tuhan, jangan lagi. Jangan Kau suguhkan pemandangan ini. Aku tak ingin menyakiti malaikat kecilku. Tapi....mianhe tak bisa Joongie. Eomma berbuat apa-apa, nak.’ Batin Mrs. Kim. Ia sangat memahami bahwa anak bungsunya selalu mengalah. Namun apa yang bisa ia perbuat?? Tak ada.

“Joongie...Joongie anak baik kan?? Anak baik pasti bisa bersabar. Eomma pasti membelikan baju. Joongie makan siang dulu gih!” Mrs. Kim berusaha tersenyum untuk menutupi kegalauan(?) hatinya.
“Ne, eomma. Joongie anak baik (nyengir)”

“ Chullie baby mau sampai kapan kita berputar-putar? Lihat adikmu sudah lelah. Sebenarnya sepatu apa yang kau inginkan?”
Sudah lebih dari dua jam Mrs. Kim dan kedua putranya berkeliling hanya untuk mencari sepatu yang diinginkan oleh putra sulungnya itu. Ia tak tega melihat Jaejoong yang berjalan terseok-seok karena kecapean.
“Eomma…eomma lihatkan tidak ada satupun sepatu yang cocok dengan bajuku. Aku tidak mau terlihat buruk saat natal nanti, apa kata teman-temanku kalau sampai aku tidak berpakaian sempurna.” Heechul tetap meneruskan langkahnya tanpa menoleh kembali ke belakang. Sementara itu, Mrs. Kim hanya bisa menghela nafas melihat sikap Heechul.

“ Joongie, Joongie tidak apa-apa kan berjalan lagi?” Ucap Mrs. Kim sambil mengelus rambut putra bungsunya.
“Nde, Joongie ga apa-apa eomma.”
Yah….itulah Kim Jaejoong. Entah apa yang ada dibenak anak tersebut. Hatinya selalu lapang untuk menerima. Hal itulah yang membuat Mrs. Kim selalu bersedih.

“ Eomma.....ppali. Chullie sudah menemukan sepatu yang cocok.” Heechul berteriak memanggil ibunya, lebih tepatnya memerintah.
“Ah…nde. Ayo Joongie kita kesana. Hyung sudah memanggil kita.” Dengan senyum yang dipaksakan, Mrs. Kim menggandeng tangan Jaejoong utnuk menghampiri Heechul.

“ Eomma, lihatkan sepatu ini sangat bagus. Harganya juga Cuma 10 ribu won” tangan Heechul mengambil sepasang sepatu itu dan memperlihatkan kepada Mrs. Kim.
“ Astaga Chullie kenapa mahal sekali. Adikmu belum beli baju nak.” Mrs. Kim kaget melihat harga yang Heechul sebutkan.
“ Mwo??? Mahal?” Heechul melirik tajam kepada Jaejoong.” Jadi eomma tidak mau membelikan? Eomma lebih memilih menghabiskan uang hanya untuk membelikan Jaejoong baju?” Kali ini Heechul secara terang-terangan memberikan tatapan mematikan kepada Jaejoong.
“ Eomma….” Jaejoong ketakutan
“ An..Ani. bukan begitu maksud eomma Chullie.”
“Arraseo…aku mengerti.” Heechul beranjak meninggalkan toko sepatu itu.

Mrs. Kim bingung. Ia tak ingin membuat Heechul marah tapi dilain pihak Jaejoong juga membutuhkan pakaian. Ia harus segera memutuskan diantara dua pilihan itu.
Kemudian…………………

-TBC-

My note: gimana-gimana? kurang sedih? masih pemanasan. Kurang panjang? Mood lagi ancur jadi yang keluar cuma segitu...leave your comment please...kamsahamnida